Pages

Selasa, 21 Desember 2010

Bahaya Serangga Penginfeksi



Jangan pernah menganggap remeh hal-hal kecil di sekitar kita. Terutama serangga. Jenis hewan satu itu bisa sangat berbahaya dan mematikan. Serangga pada umumnya memiliki daya infeksius tinggi, terutama lalat dan kecoa yang hidupnya di tempat kotor. Namun, serangga-serangga itu bisa lebih berbahaya, tidak sekadar mengakibatkan sakit perut atau diare.

Salah satunya adalah lalat warble, bentuknya seperti lalat biasa. Namun, ia memiliki daya injeksi cukup kuat dalam menyuntikkan bakal telurnya. Lalat itu juga menggunakan prinsip metamorfosis yang lazimnya sering dialami para serangga. Sebelum jadi lalat (untuk semua jenis lalat), diawali fase lava.

Tidak terkecuali lalat warble. Hanya, telurnya cukup jahat bagi hewan-hewan ternak. Begitu hinggap dan melepaskan telur di dalam kulit ternak, telur itu akan masuk ke dalam epidermis kulit.

Dalam rentang masa inkubasi satu hingga dua minggu, kulit hewan ternak tersebut akan membusuk seperti melepuh. Jika bagian yang membusuk itu ditekan, akan keluar lava-lava cukup besar yang bakal menjadi calon lalat warble.

Indikasi pertama tercium pada 1960-an. Saat itu kemunculan lalat warble cukup ramai di dunia Barat. Wabah lalat warble tersebut menyebar hingga Belgia dan Inggris. Infeksi lalat warble itu memberikan dampak merugikan bagi peternakan.

Pada 1980, mulai ditemukan formula yang tepat untuk mencegah penyebaran larva lalat warble. Yaitu, ivermectin yang mampu menghalangi perkembangan cacing atau sejenis larva.

Selain warble, ada jenis lalat yang cukup tenar dalam menginfeksi makhluk hidup. Namanya lalat tsetse. Hewan itu berdomisili di daerah Afrika. Lalat berukuran cukup besar itu bisa mengakibatkan korban yang digigitnya menjadi mudah ngantuk.

Penyakit tidur itu tidak berasal dari lalat tsetse. Tapi, dari golongan protozoa yang berjenis Trypanosoma Gambiense. Jadi, sang lalat hanya bertindak sebagai vektor penyakit. Hal itu didukung daya jelajahnya yang mencapai 3 mil.

Setelah lalat, ada sekelompak pasukan semut yang memiliki daya gigit luar biasa atau biasa disebut army ant. Infanteri semut tersebut memang tidak hanya dikuasai satu spesies. Namun, lebih dikhususkan pada spesies semut yang mampu melakukan gigitan tajam dan panas pada predator. Jenis itu sering disebut dengan raids karena ada juga karakter semut yang sebagai pembawa atau transportasi.

Tip Pencegahan

Di antara empat jenis serangga yang dibahas di atas, golongan lalat-lalatan diketahui berdampak merugikan. Berikut ini tip pencegahan timbulnya dampak tersebut.

Lakukan sosialisasi : Proses ini merupakan pembuka yang sangat fundamental. Sosialisasi diharapkan mampu memberikan gambaran bahaya yang akan dialami. Dengan begitu, tercipta pola pikir waspada.

Kebersihan : Mengupayakan pola hidup bersih merupakan jalan aman untuk menghindari serangan lalat yang umumnya kotor dan membawa banyak penyakit. Terutama pada hewan ternak dan peliharaan seperti sapi dan kucing.

Vaksin : Ivermectin mampu menghindarkan ternak dari serangan jamur, bakteri, dan kutu yang dapat merugikan. Dengan begitu, bakteri yang masuk bisa dihambat dan ternak tidak sampai terinfeksi penyakit.

Memakai masker adalah salah satu solusi mudah ketika wabah seperti flu burung merebak. Begitu pula pelindung saat berkelana di alam bebas (safety equipment). Itu sangat bermanfaat bila bertemu pasukan semut yang ganas. Yang biasa dipakai adalah sepatu khusus. Pelindung yang paling umum lainnya adalah perlengkapan yang dipakai peternak lebah.

Menggunakan obat yang dilapiskan pada kulit juga menjadi salah satu cara pencegahan yang efektif untuk menghindari infeksi serangga kotor dan membawa parasit. Dengan selalu bersih risiko diri kita dihinggapi lalat atau berbahaya seperti Warble atau Tsetse dapat berkurang.




sumber : jawapos

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More