Pages

Minggu, 26 Desember 2010

Mitos Seputar Telepati Dan Kebenarannya

telepati

Telepati berarti kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang yang berada di tempat jauh tanpa menggunakan indra fisik atau alat komunikasi ilmiah lainnya.

Kata telepati berasal dari bahasa Yunani. Tele berarti jauh atau jarak, dan pathy berasal dari kata pathe yang berarti perasaan. Istilah ini diciptakan pada tahun 1882 oleh seorang peneliti cenayang Perancis, Fredric WH Myers, pendiri American Society for Physical Research (ASPR).

Di dalam dunia metafisika, kemampuan tersebut digolongkan ke dalam ESP atau Extra Sensory Perception. Konsepnya adalah adanya proses penghantaran gelombang elektromagnet berfrekuensi rendah antara satu pikiran dengan pikiran yang lain.

Ketika gelombang elektromagnet tersebut berhasil mengirimkan sinyal dari otak yang telah terfokus, maka orang yang telah menerima sinyal tersebut berarti memiliki frekuensi yang sama dengan orang yang mengirimkan sinyal alias orang yang melakukan telepati.

Cerita rakyat dari seluruh dunia penuh dengan contoh telepati, yang ada tidak hanya antara berbagai spesies, tetapi bahkan di antara unsur-unsur alam dan spesies.

Seperti dilansir dari Psychic, psikolog rasionalis seperti Sigmund Freud, Carl Jung, dan William James bersaksi terhadap ketepatan fenomena komunikasi telepati. Mereka percaya telepati ini benar-benar ada.

Beberapa Percobaan dan penelitian tentang telepati mental yang dilakukan ilmuwan dari berbagai bidang ilmu pun membuktikan telepati itu ada.

1. American Society for Physical Research (ASPR), yang didirikan tahun 1885, melakukan studi serius tentang fenomena psikis ini. Percobaan dalam telepati mental dilakukan dalam skala publik di Amerika Serikat dan Inggris setelah Perang Dunia 1. Kesimpulannya membuktikan bahwa adanya komunikasi telepati.

2. Pada abad ke-19, ahli kimia dan fisika Inggris, William Crookes, percaya bahwa telepati bertindak seperti salah satu gelombang elektromagnet, yaitu gelombang radio.

3. Psikolog John E. Coover dari Stanford University melakukan tes pada telepati dengan bermain kartu. Tingkat keberhasilan peserta cukup baik.

4. JBRhine dari Duke University juga melakukan percobaan dalam telepati mental antara 1927-1930 dengan menggunakan kartu ESP Zener Karl dan melibatkan partisipan. Dia menggunakan alat statistik yang canggih untuk mengevaluasi hasil, dan hasilnya telah diterbitkan dalam buku berjudul Extra Sensory Perception (ESP). Inilah yang membuat istilah ESP menjadi populer.

5. Astronot Edgar D. Mitchell, anggota kru misi Apollo 14, pada tahun 1971 juga melakukan percobaan telepati dengan empat orang yang berada 150.000 mil dari bumi. Yang mengejutkan adalah dua komunikator menanggapi dengan 51 persen sukses.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More