Pages

Senin, 19 September 2011

Asal Usul Bom

 
 
HAMPIR satu setengah abad yang lalu-tepatnya pada tahun 1863-seorang
pemuda belia Swedia yang gemar mengorak-arik unsur-unsur senyawa dalam
zat kimia-Alfred Bernhard Nobel (1835-1896) namanya-menemukan
elemen-elemen nitrogliserin yang dapat meletup-letup dahsyat bila
dicampur dengan serbuk mesiu yang biasa dipakai untuk senjata api. Tiga
tahun kemudian (1866), dia mengembangkan temuannya lebih lanjut dalam
bentuk proyeksi alat ledak yang lebih dahsyat: dinamit! Tujuan utamanya
adalah membuat alat pembangunan untuk kesejahteraan umat manusia.

Melalui temuannya itu ia mendapat banyak uang dari hak paten atas hasil
karyanya yang ternyata bisa sangat efektif untuk tujuan- tujuan
pembangunan. Ia baru sadar kemudian bahwa temuannya itu telah
disalahgunakan banyak orang sebagai alat pembunuh sesama manusia dalam
bentuk senjata dinamit pemusnah massal, yang kini kita kenal sebagai :
bom!

Demikianlah kita tahu bahwa berbeda dengan pisau, belati, keris, pedang,
dan bedil sekali pun, bom dapat membunuh ratusan, ribuan bahkan jutaan
manusia hanya dengan sekali booomm.! Tepat 58 tahun yang lalu bom
terkutuk Amerika si Little Boy meluluh-lantakkan Hiroshima dan Nagasaki
dengan membawa korban dan kesengsaraan jutaan manusia hingga saat ini.
Belum setahun berlalu, ingatan kita masih terhantui ledakan bom dahsyat
di Bali yang menewaskan ratusan orang dan ribuan penderita lainnya.
Belum setengah tahun lalu bom-bom Amerika-Inggris dan sekutu mereka
memorak-porandakan Baghdad dan kota-kota peninggalan peradaban Irak
lainnya dengan korban manusia tak terbilang. Dan kini, 5 Agustus
2003-seperti hendak mengingatkan kembali pada tragedi Hiroshima-Nagasaki
58 tahun silam, 6 Agustus 1945-bom lebih kecil, tetapi sama terkutuknya
diledakkan di Jakarta dengan membawa korban yang tak boleh dihitung
hanya sebagai bilangan angka semata-mata.


KINI setiap tahun ada penganugerahan hadiah Nobel oleh sebuah komite
terpilih yang dinaungi Kerajaan Swedia. Hadiah itu diberikan sebagai
dukungan bagi upaya kemajuan peradaban dunia demi nilai-nilai
kemanusiaan dan perdamaian. "Kemajuan peradaban dunia demi nilai-nilai
kemanusiaan dan perdamaian" agaknya harus selalu digarisbawahi. Bukan
"kemajuan peradaban demi kebiadaban dan penghancuran dunia". Mengapa?
Karena kecenderungan tentang pernyataan hal terakhir inilah yang kini
justru lebih kuat dipresentasikan dalam berbagai praktik tindak
kekerasan sehari-hari.

Tindak kekerasan itu berlangsung kapan dan di mana pun dalam berbagai
cara yang tak terbatas. Alfred Nobel di dunia sana pastilah menangis
dengan rintihan penyesalan tiada tara bahwa hasil temuannya telah
disalahgunakan cucu-cucu sang pendosa Adam dan Hawa- jauh lebih berdosa
dari "kakek nenek" mereka!

Adam dan Hawa tidak membunuh siapa pun. Tetapi, cucu-cucu mereka-manusia
modern-membunuhi apa dan siapa saja di sembarang tempat dan waktu, tanpa
penyesalan dan rasa bersalah. Manusia masa kini tidak hanya membunuh
dengan pisau, belati, keris, pedang, dan bedil. Bom dalam berbagai model
dan efek destruktifnya telah menjadi senjata saling memusnahkan. Senjata
barbar manusia modern yang kejam dan tak mengenal belas kasih

Namun, bom juga bukan hanya sekadar senjata pemusnah. Bom adalah alat
pemaksa ideologi. Dengan bom orang hendak mencapai maksud dan tujuan.
Dengan bom orang hendak meraih ideal dan cita-cita hidup. Dengan bom
orang hendak membangun perdamaian dunia, demokrasi, dan kesejahteraan
duniawi. Inilah agama baru manusia masa kini : ideologi bom!

Dengarlah pernyataan Bush-Blair, Howard, dan sekutu mereka. Dengarlah
pernyataan lawan-lawan mereka yang terstigma sebagai kelompok teroris,
fundamentalis, dan ekstremis. Kedua belah pihak menjalankan agama baru:
ideologi-bom. Mereka tak mau berdamai. Mereka hanya mau saling bunuh dan
mengalahkan. Tak peduli kita orang baik-baik menjadi korban di tengah
perkelahian mereka yang tidak beradab dan sia-sia. Ideologi bom telah
menjadi agama baru masa kini!

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More