Jakarta – Teknologi kendaraan di masa mendatang makin canggih. Di masa mendatang, jika mobil mogok, Anda membutuhkan mekanik bergelar sarjana komputer.Jika suatu hari nanti mobil mogok, Anda akan membutuhkan seorang mekanik pemegang gelar ilmu komputer untuk memperbaikinya. Saat ini, banyak produsen mobil memperkenalkan teknologi digital baru untuk kendaraannya.
Selain itu, menurut laporan baru dari firma keamanan McAfee, produsen mobil juga memperkenalkan celah keamanan baru yang berpotensi dimanfaatkan hacker untuk menyebabkan masalah keamanan.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri otomotif memberi kemampuan kepada para pemiliknya untuk bisa menyalakan mobil dari jarak jauh melalui telepon seluler. Selain itu, teknologi baru juga memungkinkan konsumen mematikan mobilnya dari jauh jika dicuri.
Beberapa kendaraan memiliki fitur Wi-Fi untuk memberi penumpangnya akses Internet saat sedang di perjalanan. Selain itu, banyak pula yang menawarkan Bluetooth, navigasi GPS dan sistem bantuan online.
Bahkan, Google telah mengembangkan mobil yang bisa mengemudi secara otomatis. Namun menurut laporan McAfee berjudul ‘Caution: Malware Ahead,’ beberapa fitur baru yang tertanam dalam airbag, radio, kursi dan rem mobil tak aman dari hacker.
“Ada kekhawatiran seiring kemajuan industri, hanya ada sedikit hal dilakukan guna menjamin keamanan sistem ini,” ungkap laporan itu. Keprihatinan atas keamanan cyber pada mobil merupakan risiko terbaru yang mengancam konsumen yang kesehariannya makin terhubung internet.
Meski baru ada sedikit bukti di dunia nyata menunjukkan hacker mencuri kendaraan atau menyerang keselamatan mobil, ada beberapa contoh yang ditemukan peneliti keamanan mengenai cara melakukan hal ini.
Di konferensi keamanan Black Hat bulan lalu, Don Bailey dan Matthew Solnik dari firma keamanan iSec Partner menunjukkan cara membuka mobil dari jarak jauh, menghidupkan mesinnya dan melacak koordinat GPS-nya melalui pengiriman SMS yang membajak ke dalam sistem keamanan kendaraan.
Para peneliti di University of California, San Diego, dan University of Washington telah menemukan cara mengendalikan sebuah mesin kendaraan dari jarak jauh. Selain itu, peneliti University of South Carolina dan Rutgers University menemukan mereka bisa melacak pergerakan kendaraan melalui tag identifikasi frekuensi radio yang terletak di dalam ban mobil.
Kelemahan keamanan yang muncul memberi sedikit bahaya bagi pengendara namun hal ini telah menjadi bagian meningkatnya jumlah masalah privasi terkait hacker dan teknologi mobil.
Awal tahun ini, penyedia GPS merekam perilaku pengemudi dan menjualnya ke polisi Belanda untuk digunakan melawan mereka yang senang mengebut. Sebelum membeli mobil baru, konsumen harus mempertimbangkan semua fitur yang terhubung Internet dan bagaimana untuk mengamankan diri sendiri.
Menurut laporan itu, ada tidaknya cara melacak serangan itu, fitur tersebut telah diserang dan satu pertanyaan muncul, apakah kendaraan menyimpan data dari smartphone yang terhubung ke mobil masih belum diketahui.
Kini kita berada di era chip komputer dan sistem yang memberi efisiensi lebih besar pada kendaraan masa kini, ungkap laporan itu. “Namun 10 tahun dari sekarang, akankah sistem ini terus menjaga kepercayaan konsumen atau malah cepat menjadi jalan lain serangan malware dan pelanggaran data privasi?”
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar